Jumat, 20 Juni 2014

Jemblung, Kesenian Asli Kebumen

Di Desa Jatijajar, Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen, terdapat suatu tradisi seni yang dinamakan Seni Jemblung. Seni Jemblung sendiri merupakan suatu kesenian yang sudah jarang ditampilkan di Kebumen. Adapun kesenian ini hanya ada pada lingkup yang kecil, yaitu di Desa Jatijajar saja. Walaupun terkadang juga ada panggilan untuk menampilkan di luar kota, sayangnya permintaan itu semakin lama semakin jarang.
Jemblung sendiri sebenarnya berasal dari kata “gembleng” yang dalam bahasa Indonesia berarti “orang yang sudah mantap”. Jadi, untuk menjadi seorang pemain jemblung harus benar-benar sudah mantap hatinya untuk bercerita pada audiens-nya. Dalam penyampaiannya, seni jemblung ini dimainkan oleh 5-6 orang. Salah satu sebagai dhalang, salah satu menjadi sindhen, dan yang lain menjadi pemainnya. Seni jemblung merupakan kesenian yang unik, karena dalam pementasnnya tidak menggunakan iringan gendhing, tidak menggunakan properti yang berlebihan. Semua serba apa adanya. Iringannya menggunakan suara mulut, begitu pula untuk properti ataupun perlengkapan yang digunakan, hanya menggunakan barang-barang yang ada di depan mereka. Misalnya saja ketika ada sebuah adegan perang, mereka tidak menggunakan pedang atau keris sebagai senjatanya, namun mereka menggunakan pisang yang ada di tenong-nya. Tenong di sini berada di atas meja tempat mereka bercerita, berisi ingkung dan segala macamnya, tumpeng, jajan pasar, rokok, dan buah-buahan.
Adapun cerita-cerita yang disampaikan pada seni jemblung ini sangat bervariasi, bergantung pada permintaan tuan rumah, ataupun pada audiens yang akan menyaksikan. Cerita yang biasanya disampaikan yaitu cerita religius, sejarah, wali sanga, kethoprak, juga cerita-cerita wayang lainnya. Bahasa yang dipakai dalam penampilan seni jemblung ini juga menyesuaikan keadaan. Misalnya saja, ketika setting-nya adalah waktu dimana ada orang Belanda yang ikut berperan, maka bahasa yang digunakan juga semi Belanda.

Dari cerita-cerita yang disampaikan pada seni jemblung, banyak ditemukan nilai-nilai yang patut dijadikan sebagai nilai didik pada siswa untuk lebih  santun dan dapat menanamkan jiwa patriotisme pada diri mereka. Dari nilai-nilai tersebut maka diharapkan siswa dapat mempunyai budi pekerti yang luhur, peduli sosial dan lingkungan, sadar akan hak dan kewajiban diri, bersahabat, menghargai karya orang lain, berjiwa nasionalis, dan nilai-nilai luhur lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar